Menjelang Sanksi Iran, Harga Minyak Mentah Bervariasi
Rakyat Aktual. Harga minyak mentah bergerak
variasi menjelang sanksi Amerika Serikat terhadap ekspor minyak Iran dan
data pengangguran AS. Departemen Tenaga Kerja AS merilis bahwa
pertumbuhan upah rata-rata per jam meningkat 0,3% pada September,
sementara tingkat pengangguran turun ke level 3,7%, terendah dalam 49
tahun.
Dengan data ekonomi yang solid tersebut menunjukkan daya beli masyarakat yang semakin kuat. “Ekonomi yang kuat dan pengangguran rendah menunjukkan konsumen AS berjalan dengan baik. Harga energi akan lebih tinggi karena mereka punya daya beli,” kata Phil Flynn, seorang analis di Price Futures Group di Chicago.
Dengan data ekonomi yang solid tersebut menunjukkan daya beli masyarakat yang semakin kuat. “Ekonomi yang kuat dan pengangguran rendah menunjukkan konsumen AS berjalan dengan baik. Harga energi akan lebih tinggi karena mereka punya daya beli,” kata Phil Flynn, seorang analis di Price Futures Group di Chicago.
Harga minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) pada
penutupan perdagangan Jumat waktu setempat atau Sabtu waktu Indonesia,
naik 1 sen menjadi USD74,34 per barel. Harga WTI telah meningkat 1,5%
selama sepekan ini. Namun, patokan harga internasional, Brent turun 20
sen menjadi USD 84,38 per barel pada pukul 02:25 ET. Pada Rabu lalu,
harga Brent mencapai USD 86,74 per barel, titik tertinggi sejak akhir
2014.
Sejak OPEC dan Rusia memutuskan memangkas produksi di awal 2017, harga minyak terus menanjak dan memicu kekhawatiran di Amerika Serikat. Pasalnya kenaikan harga minyak mentah akan berdampak pada kenaikan harga bensin bagi konsumen Amerika. Presiden AS Donald Trump menyerukan kepada Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk menggenjot produksi demi mendinginkan harga. Dan harga sedikit mereda setelah Arab Saudi dan Rusia melakukan kesepakatan pribadi untuk meningkatkan produksi, demi menutupi kekosongan atas sanksi terhadap Iran.
Sejak OPEC dan Rusia memutuskan memangkas produksi di awal 2017, harga minyak terus menanjak dan memicu kekhawatiran di Amerika Serikat. Pasalnya kenaikan harga minyak mentah akan berdampak pada kenaikan harga bensin bagi konsumen Amerika. Presiden AS Donald Trump menyerukan kepada Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk menggenjot produksi demi mendinginkan harga. Dan harga sedikit mereda setelah Arab Saudi dan Rusia melakukan kesepakatan pribadi untuk meningkatkan produksi, demi menutupi kekosongan atas sanksi terhadap Iran.
Komentar
Posting Komentar